Ketika saya bilang… Terserah.. mau request tips apa saja.. Kebanyakan dari mereka merequest bagaimana sih cara mengatakan cinta, bagaimana sih cara tampil cantik, bagaimana sih cara agar diterima kerja.. Nah baru kemarin saya mendapat sharing dari seorang teman yang mengaku punya masalah dengan karyawannya dan ingin segera memecatnya.. Hmm.. I just wondering why, yup suka tidak suka yang namanya like and dislike dalam dunia kerja itu tetap ada. Jika memang atasan tidak merasa nyaman maka bisa jadi bawahan akan di-PHK, well kali ini tipsnya ditujukan untuk para atasan bukan para karyawan seperti biasanya. Tapi jika anda merasa sebagai karyawan dan merasa bos anda tidak nyaman dengan anda.. Hmm berhati-hatilah.. bisa jadi beberapa langkah dibawah ini akan ditempuh oleh atasan anda.
Tips Memecat Karyawan
Sebenarnya, ada tiga aspek penting yang harus diketahui bila Anda bertindak sebagai orang yang melakukan pemecatan karyawan: legal, psikologis, dan sosiologis. Komponen legal melibatkan evaluasi tentang sisi hukum dan membuat keputusan bisnis yang masuk akal. Komponen psikologis meliputi membuka kesempatan bagi karyawan bersangkutan untuk berdialog dengan perusahaan agar ia kelak meninggalkan perusahaan dengan martabat yang masih utuh. Adapun komponen sosiologis termasuk mempertimbangkan pengaruh PHK terhadap karyawan lain yang masih bekerja, serta dunia luar.
Bila Anda sedang menyiapkan proses PHK karyawan, Anda mungkin bisa menyimak saran-saran dari Michael J Lotito. Ia seorang partner di firma hukum Jackson Lewis LLP, yang pernah memimpin konseling untuk berbagai perusahaan besar di Amerika, mengembangkan solusi strategis untuk isu-isu perburuhan dan pemegang jabatan, dan membantu mereka menerapkan strategi bisnis dan legal.
1. Berikan penilaian yang obyektif. Bila sedang terjadi PHK besar-besaran, suasana kantor pasti sangat emosional. Maklum, saat itu, baik staf maupun para manajer, juga mengalami tekanan untuk tetap berprestasi. Keputusan untuk memecat pun seharusnya berdasarkan penilaian bisnis atau prestasi, bukannya ketidaksukaan pribadi (meskipun yang banyak terjadi adalah yang terakhir ini). Namun, tak seorang pun memiliki hak untuk memecat seorang karyawan tanpa prosedur yang melibatkan kesalahan atau kelalaian. Bila ada karyawan yang potensial untuk di-PHK, seharusnya ada skors secara administratif untuk memberikan perusahaan waktu yang cukup dalam mengumpulkan fakta-fakta dan melakukan penilaian terhadap karyawan bersangkutan. Bahkan, bila mungkin, berkonsultasi lebih dulu.
2. Ciptakan jembatan untuk langkah selanjutnya. Memecat banyak karyawan sebenarnya bukan keputusan mudah bagi perusahaan karena hal ini akan memengaruhi reputasi mereka. Cara perusahaan meng-handle proses pemecatan dapat mempengaruhi kesuksesannya di masa depan dalam merekrut karyawan baru. Para pemegang jabatan harus berusaha membuat karyawan meninggalkan perusahaan tanpa kehilangan kepuasan atau rasa bangga telah bergabung dengan perusahaan selama ini. Penting juga bagi salah satu staf, entah supervisor karyawan tersebut atau seseorang di divisi pengembangan sumber daya manusia, untuk menerima keluhan karyawan. Perusahaan harus mampu membuat karyawan yang akan dipecat menyadari bahwa atasan (termasuk dari pucuk pimpinan) menghargai semua jerih payahnya, meskipun hubungan dalam perusahaan tidak lagi berlanjut.
3. Review kembali catatan karyawan, dan teliti berkas-berkasnya. Jika seorang karyawan yang dipecat berusaha mencari bantuan hukum untuk diskriminasi yang dirasakannya telah terjadi (atau pun klaim yang lain), pengacara sang penuduh mungkin akan mencari pelanggaran-pelanggaran yang mungkin tidak pernah disadari karyawan tersebut. Anda sebagai pihak yang berwenang dalam perusahaan dapat menangkis klaim dengan mengevaluasi sebelumnya, apakah karyawan tersebut pernah melakukan pelanggaran mengenai cuti, jam kerja, atau gajinya, untuk memastikan bahwa pengacaranya tidak akan menemukan kejanggalan-kejanggalan yang mungkin pernah terjadi. Perusahaan harus mempertimbangkan untuk meminta karyawan tersebut menandatangani pernyataan bahwa karyawan tidak akan mengajukan tuntutan hukum mengenai PHK ini. Selain itu, karyawan juga perlu diingatkan untuk tetap menjaga rahasia perusahaan.
4. Belajarlah dari pengalaman. Meskipun Anda mengira sudah menyiapkan dan melaksanakan pemecatan dengan lancar, sentimen karyawan mungkin tak akan sejalan dengan persepsi perusahaan. Usahakan untuk berdialog, baik dengan karyawan, maupun supervisor-nya untuk menerima masukan mengenai apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang keputusan dan kompensasi yang telah diberikan oleh perusahaan. Hal ini akan membantu mencegah kekhawatiran di antara karyawan lain yang seolah menunggu “giliran” untuk dipecat, dan juga memberikan masukan bagi perusahaan mengenai cara mengatasi situasi yang sama di masa depan.